Sorotan: Merayakan Kepemimpinan Lokal – Perjalanan Inspiratif Sella, Orang Asli Papua dan Pemimpin Lokal

23/08/2024

Ibu Presilia (Sella) Haiy, Provincial Engagement Specialist SKALA di Papua merefleksikan pembangunan dan dampak kepemimpinan lokal di Indonesia.

Di jantung Papua, para pemimpin lokal seperti Sella membuat perbedaan positif bagi komunitas mereka. Kisahnya adalah kisah tentang dedikasi dan hubungan yang mendalam dengan daerah dan masyarakatnya. Perjalanan Sella dari masa kecil yang penuh tantangan hingga menjadi penggerak pembangunan menyoroti pentingnya perspektif masyarakat asli daerah dalam kemajuan yang berkelanjutan dan inklusif.

Tahun-tahun Awal

Sella dibesarkan di sebuah pulau kecil dekat Jayapura, di mana perjalanan hariannya menuju sekolah harus ditempuh dengan menggunakan kano melintasi perairan. Masa kecilnya diwarnai dengan perjuangan untuk menyeimbangkan keterbatasan sumber daya keluarganya dengan impian besarnya dalam pendidikan.

“Ayah saya seorang pegawai negeri, tetapi setelah beliau meninggal, keadaan menjadi sangat sulit bagi keluarga kami. Kadang-kadang ibu meminta saya memilih apakah uang 10.000 Rupiah yang dia miliki akan diberikan kepada saya untuk sekolah, atau digunakan untuk membeli bahan makanan agar keluarga kami bisa makan,” kenangnya.

Meskipun situasinya sangat sulit, tekad kuat Sella membawanya menyelesaikan sekolah hingga akhirnya melanjutkan studi di Universitas Cendrawasih di Jayapura untuk meraih gelar sarjana pendidikan. Setelah lulus, ia mulai mengajar di sebuah sekolah setempat. Namun tak lama kemudian, ia menyadari bahwa ada masalah sistemik yang menghambat kemajuan sesungguhnya.

“Saya ingat hanya menerima gaji sebesar 200.000 Rupiah sebulan. Itu tidak cukup untuk bertahan hidup, apalagi untuk menafkahi keluarga.”

Pengalaman ini mendorongnya untuk bergabung dengan Bappeda, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah di Jayapura, di mana ia dapat memengaruhi perubahan dalam skala yang lebih besar. Selama bekerja di sana, Sella terlibat dalam perencanaan dan penganggaran proyek infrastruktur lokal. Pengalaman ini membangkitkan hasratnya dalam bidang pembangunan dan mendorongnya untuk melanjutkan studi magister dalam pengembangan internasional di Clark University, Amerika Serikat. Beasiswa yang ia raih untuk melanjutkan pendidikan tinggi merupakan bukti nyata dedikasinya.

Meskipun ada kesempatan di luar negeri, kecintaan Sella pada tanah kelahirannya membawanya kembali ke Papua. Keputusannya untuk pulang didorong oleh rasa tanggung jawab dan hubungan emosional yang mendalam dengan tempatnya berasal.

“Saya sangat mencintai tanah kelahiran saya. Saya mencintai orang-orangnya,” jelasnya, matanya berbinar. “Saya bekerja di Amerika selama hampir setahun setelah lulus, dan saya merasa ada yang kurang dalam diri saya. Melihat betapa majunya Amerika, anak-anaknya sangat cerdas, dan masyarakatnya sangat penuh kesadaran saya berpikir, ‘Untuk apa saya di sini? Amerika tidak membutuhkan saya, tapi ibu-ibu, anak-anak, dan saudara-saudara saya di Papua membutuhkan saya.’ Tantangan di Papua sangat unik, dan hanya orang-orang asli Papualah yang paling memahaminya.”

Menghadirkan Perspektif Lokal dalam Pembangunan

Pekerjaan Sella dengan SKALA, serta proyek USAID Kolaborasi dan Badan Perencanaan Kota Jayapura, sangat penting dalam menjembatani kesenjangan antara program pemerintah dan kebutuhan lokal. Identitasnya sebagai orang asli Papua memainkan peran kunci dalam pendekatannya terhadap pembangunan. Salah satu capaian signifikan di awal karirnya adalah berhasil memperoleh dana pemerintah untuk membangun jembatan bagi komunitas nelayan di Jayapura.

“Ada hubungan khusus antar sesama orang Papua yang sulit dijelaskan. Hubungan ini membantu membangun kepercayaan dan memfasilitasi kolaborasi. Saya dapat menggunakan hubungan ini untuk membantu meningkatkan taraf hidup. Misalnya, dengan dana pemerintah, kami membangun jembatan yang menghubungkan rumah-rumah nelayan dengan jalan utama, membuat kehidupan sehari-hari mereka jauh lebih mudah. Melihat senyum mereka saat jembatan selesai dibangun membuat saya menitikkan air mata.”

Dampak dari proyek-proyek seperti itu tidak hanya terbatas pada terbangunnya infrastruktur fisik; namun juga menjadi simbol harapan dan kemajuan bagi masyarakat setempat. Baginya, itu bukan hanya sekedar momen pribadi; ia merasakan kecintaan yang mendalam untuk melakukan sesuatu yang tidak dapat dicapai sendiri oleh masyarakat akibat keterbatasan finansial. Inisiatif semacam ini, menurut Sella, harus didukung oleh pemerintah.

Tantangan dan Langkah ke Depan

Sejak bergabung dengan SKALA pada bulan Januari 2024 sebagai Provincial Engagement Specialist, Sella menghadapi banyak tantangan dalam menyelaraskan program nasional dengan realitas lokal. Upaya meyakinkan pemerintah daerah untuk mengadopsi sistem dan pendekatan baru sering kali menemui hambatan. Namun, pemahamannya yang mendalam mengenai konteks lokal dan kemampuannya untuk berkomunikasi secara efektif dengan pejabat pemerintah dan anggota masyarakat merupakan kunci keberhasilan.

“Saya memanfaatkan kekerabatan dengan sesama orang Papua untuk membangun hubungan dengan pemerintah. Anda lihat.. Orang Papua sangat senang berkumpul untuk melakukan hal-hal baik bagi tanah kami. Hal ini memudahkan pekerjaan saya dalam membangun kepercayaan dengan pemerintah provinsi”, jelasnya.

Sella juga menekankan pentingnya pendekatan yang komprehensif dalam pembangunan. Dia tahu bahwa menyediakan dukungan finansial saja tidaklah cukup; pengembangan kapasitas dan memastikan keberlanjutan juga sangat penting. Misalnya, ia menjelaskan, memberikan perahu kepada nelayan hanya bermanfaat jika mereka tahu cara mengolah hasil tangkapan agar mendapatkan harga yang baik, dan ada pasar untuk menjual hasil tangkapannya. Sella percaya bahwa kunci keberhasilan pembangunan di Papua terletak pada pemahaman terhadap dinamika budaya dan sosial yang unik di daerah tersebut.

“Sebagai orang Papua, lebih mudah untuk mendapatkan kepercayaan dari sesama orang Papua. Bahkan ketika mereka adalah pejabat tinggi di pemerintah atau di mana pun, saya masih bisa meyakinkan mereka untuk mendukung program atau mempercayai proyek tersebut karena ikatan yang kami miliki.”

Perspektif Lokal dalam Pembangunan

Bagi orang asli Papua, pembangunan memiliki arti lebih dari sekedar pertumbuhan ekonomi. Pembangunan mencakup akses ke layanan dasar, kesetaraan hak, peluang, penghormatan, kemampuan untuk memanfaatkan sumber daya alam secara berkelanjutan, serta menjaga hubungan kekeluargaan yang erat.

Sella menyoroti kesenjangan antara indikator pembangunan global dan realitas lokal. Ia menjelaskan bahwa indikator global sering kali tidak sesuai dengan konteks lokal. Misalnya, akses terhadap nutrisi yang diukur berdasarkan ketersediaan makanan tertentu, sedangkan di Papua, ada sumber nutrisi lokal yang mungkin tidak diakui oleh standar tersebut. Ia menceritakan pengalamannya sendiri saat tumbuh besar di pulau.

“Saat saya masih kecil, kami hanya punya kelapa dan air garam. Kami tidak dapat memenuhi indikator nutrisi global, tetapi kami bertahan dan berkembang dengan cara kami sendiri.”

Sella menjelaskan bahwa ketika orang luar melihat orang Papua tidak memakai sepatu, misalnya saat pergi ke sekolah, mereka mungkin menganggap orang Papua belum berkembang. Namun, ia menjelaskan bahwa kebiasaan ini adalah bagian dari cara orang Papua dibesarkan.

“Begitulah cara kami dibesarkan oleh alam. Sepatu menghilangkan kemampuan kami untuk merasakan tanah, memahami apa yang dibutuhkannya, dan bagaimana untuk hidup selaras dengannya.”

Perspektif ini menekankan pentingnya kontekstualisasi tujuan pembangunan agar sesuai dengan lingkungan dan kebutuhan lokal.

Perubahan Iklim dan Adaptasi Lokal

Perubahan iklim adalah masalah penting lainnya yang menjadi perhatian Sella, terutama mengingat dampaknya yang langsung terhadap komunitasnya.

“Di pulau saya, kami harus membangun kembali rumah-rumah kami akibat naiknya permukaan laut. Saat saya masih kecil, kami tidak pernah perlu meninggikan fondasi, tetapi sekarang kami harus meninggikannya hingga satu setengah meter. Kenaikannya sangat drastis. Bahkan, beberapa makam leluhur kami telah tersapu oleh air laut.”

Ia menunjukkan bahwa meskipun pemerintah daerah telah membantu membangun kembali rumah-rumah, kesadaran tentang perubahan iklim dan dampaknya masih kurang. Hal ini menegaskan adanya kesenjangan signifikan dalam tata kelola daerah—perlunya kesadaran yang lebih baik dan integrasi strategi adaptasi perubahan iklim ke dalam rencana pembangunan. Oleh karena itu, Sella mengadvokasi pendekatan yang lebih komprehensif yang tidak hanya menjawab kebutuhan infrastruktur yang mendesak tetapi juga mempersiapkan masyarakat untuk tantangan lingkungan di masa mendatang.

Peran dari Dukungan Mitra Pembangunan

Nasihat Sella kepada mereka yang bersemangat membuat perubahan dalam tata kelola pemerintahan dan mendukung masyarakat rentan sederhana saja: terjunlah ke dalam konteks lokal. Ia membagikan wawasan budaya yang menegaskan hal ini: dalam budaya Papua, memasuki rumah melalui pintu belakang dan langsung menuju dapur menandakan bahwa anda adalah keluarga. Hubungan pribadi yang mendalam ini sangat penting untuk pekerjaan pembangunan yang efektif. Pemahaman tentang budaya dan tradisi lokal inilah yang memungkinkan Sella bekerja secara efektif dengan komunitasnya. Ia percaya bahwa hanya dengan benar-benar memahami dan menghormati cara hidup setempat, para praktisi pembangunan dapat merancang dan melaksanakan program yang bermakna dan berkelanjutan.

Sella menghargai dukungan dari para donor internasional, khususnya keterlibatan pemerintah Australia melalui SKALA.

“Kedermawanan pemerintah Australia, dipadukan dengan program-program yang tepat, menghasilkan perbedaan yang nyata. Intervensi tata kelola pemerintahan yang efektif merupakan kunci untuk memastikan bahwa upaya-upaya pembangunan menjadi berkelanjutan dan berdampak. Terutama dengan memperkuat program-program pemerintah yang bertujuan untuk menyediakan layanan dasar yang dibutuhkan di Papua saat ini.”

Namun, ia menekankan pentingnya koordinasi dan pendekatan yang sesuai dengan konteks. Sella menambahkan bahwa meskipun setiap mitra pembangunan memiliki niat baik, tanpa memahami konteks lokal dan mengoordinasikan upaya, program-program ini akan kurang efektif.

Visi untuk Masa Depan

Memandang ke depan, Sella optimis namun tetap realistis tentang masa depan pembangunan di Papua. Ia mengakui kompleksitas dan tantangan yang ada, tetapi tetap berkomitmen pada misinya.

“Kita perlu mendidik dan memberdayakan masyarakat kita agar dapat memanfaatkan sumber daya dan dukungan yang mereka terima secara efektif,” katanya.

Ia percaya bahwa kemajuan sejati akan datang dari kombinasi dukungan pemerintah, pemberdayaan masyarakat, dan praktik berkelanjutan. Ia menekankan pentingnya mengajarkan masyarakat untuk tidak hanya menerima bantuan, tetapi juga untuk menciptakan nilai dari bantuan tersebut.

“Kita perlu memperkuat setiap aspek dari rantai pasokan, mulai dari produksi hingga akses pasar. Ini mencakup pembentukan ekosistem yang lengkap di mana dukungan mengarah pada kemandirian.”

Visinya untuk Papua adalah pembangunan yang bersifat holistik dan inklusif, yang mempertimbangkan kebutuhan dan aspirasi yang unik dari masyarakat asli. Pembangunan bukan hanya tentang membangun infrastruktur atau kemampuan untuk membeli barang; melainkan tentang membangun kehidupan dan masa depan.

Sinergi dan Kolaborasi untuk Akselerasi Layanan Dasar (SKALA) adalah Program Kemitraan Australia-Indonesia untuk mendukung Pemerintah Indonesia dalam upaya mengurangi kemiskinan dan ketimpangan dengan meningkatkan penyediaan layanan dasar bagi masyarakat miskin dan rentan di daerah tertinggal.

HUBUNGI KAMI

Sinergi dan Kolaborasi untuk Akselerasi Layanan Dasar (SKALA) adalah Program Kemitraan Australia-Indonesia untuk mendukung Pemerintah Indonesia dalam upaya mengurangi kemiskinan dan ketimpangan dengan meningkatkan penyediaan layanan dasar bagi masyarakat miskin dan rentan di daerah tertinggal.

HUBUNGI KAMI

SKALA dikelola oleh 

SKALA @ Copyright 2023